Pages

Senin, 30 Agustus 2010

Pak Tua.

Pak Tua.... Sudahlah !!! 
Begitu sepenggal lagu dari Elpamas - Pak Tua. Yang kalau dilanjutkan...engkau sudah terlihat lelah... oh ya....
Pak Tua.... aaa.....
 
Tapi ini sepenggal kisah dari pak Tua yang lain...
Selepas maghrib dan menjelang isya, tiba- tiba melengking parau suara adzan dari pak tua ini. Rumahnya persis disebelah mushola kompleks tempatku tinggal
Meski dengan tersengal, dia tetap melengkingkan adzan isya, mengajak umat muslim untuk segera sholat isya. Tergerak hatiku mengikuti alunan adzan suara parau yang kadang tersengal ini.
Sampai di musholla.... ternyata baru aku yang menyambut lengkingan adzan pak tua itu. Kutunggu jama'ah yang lain hingga beberapa saat lamanya... ternyata gak menarik panggilan pak tua ini.
Hanya aku dan dia. Hingga kuputuskan untuk segera sholat isya berdua bersamanya. 
Dan kini setelah  aku pindah tempat, nyaris tak kudengar lagi lengkingan suara adzan.
Apa kabar pak Tua ????...... ( baca engkong ) 
Semoga sehat selalu sehingga bisa menunaikan kewajibanmu. 
  

Asma al Husna al Wahhab

Asma al Husna al Wahhab


"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS Ali Imran: 08)


Al Wahhab, Dia adalah Maha Pemberi. Pemberian-Nya tanpa syarat, juga tanpa batas. Tak terukur, juga tak ternilai. Tak ada satupun yang mampu menyamai pemberian-Nya. Tak pula satupun yang mampu menghitung anugerah-Nya.

Al Wahhab, Dia adalah Maha pemberi. Langit diberi-Nya awan, agar manusia di bumi ternaungi. Langit diberi-Nya awan, agar air kembali turun ke bumi dan menyuburkan tanah. Langit diberi-Nya awan, agar para sastrawan juga mendapat inspirasi.

Al Wahhab, Dia adalah Maha Pemberi. Burung dengan merdu berkicau, singa dengan gagah mengaum. Bukankah begitu indah dan penuh harmoni semua yang dianugerahkan?

Diberikan manusia sebaik-baik rupa. Diberikan manusia setinggi-tinggi akal untuk menalar. Diberikan manusia sedalam-dalamnya hati untuk merasa. Diberikan manusia daya untuk berusaha sekuat-kuatnya.

Maha Suci Allah yang Maha Pemberi. Dia yang selalu menjawab doa dan memberikan segala yang dipinta hamba. Sungguh luas karunia-Nya. Cacing di dalam tanah, mendapatkan jatahnya. Burung yang tak tahu akan terbang kemana, juga mendapatkan rezekinya. Apalagi manusia, makhluk yang sangat dicintai-Nya, atas izin-Nya dan dengan segala usaha, ada banyak anugerah yang mampu didapatkan manusia.

Wahai hamba yang mendamba, jika ingin segala hasrat baik diijabah, dzikirkan selalu dari bibirmu, ya Wahhab. Tiada henti, tiada lelah. Insya Allah, Tuhan yang Maha Memberi akan mengabulkan segala.

Tapi ada satu pertanyaan yang tersisa, tidakkah kita malu dengan segala pemberian-Nya yang tidak sebanding dengan ketaatan yang kita sembahkan? Sungguh, Maha Suci Allah yang selalu memberi, meski dengan segala kealpaan kita yang selalu terjadi. Semoga Allah senantiasa memberi ampunan-Nya.


Kamis, 19 Agustus 2010 06:08 Herry nurdi

Ketika Ilalang datang bersama hujan.

Ilalang....
Ketika musim berlalu kau pun ikut berlalu.... terbawa musim yang entah kapan datang lagi.
Walau tak tampak indah cukuplah mengisi ladangku.
Ilalalng....
Hilangmu menampakkan kegersangan yang ladangku.
Pecah merekah.....
Gersang
Dan berdebu.
Yang membawa senyap, tanpa riuh daunmu yang tertiup angin.
Senyap.....bahkan seekor seranggapun enggan
Walau sekedar bermain.
Aku galau dalam kepongahan....
Kucari walau sebatang...
Kan kutanam agar tak tampak kerontang,
Meranggas tanpa kehidupan.
Kucari satu, kutanam dan mati.
Kucari lagi, kutanam  lagi dan mati lagi
Hingga kudapatkan mawar, kutanam
Hingga kini tumbuh dan mekar
Merah.....
Hingga tida lagi kegersangan
Menebar semerbak, mengundang harapan
Aku senang, aku gembira
Aku bahagia.....
Hingga tibalah hujan yang membangunkan ilalang...
Kucoba menghalang agar ilalang tak semakin menjalar
Ilalang kian liar....
Dan sekejap mawar tlah tertutup ilalang....
Ketika kuakan memetik mawar...ku harus menyibak ilalang...
Aku bingung.....
Kupikir ilalang dulu itu sudah mati dalam gersang
Ternyata tidak
Dia datang bersama hujan.
Sekali lagi aku bingung.....